Kerajinan Bros Sisik Ikan Yang Membawa Berkah
Bau amis pada limbah sisik ikan tentu membuat orang enggan untuk mendekati apalagi mengambil untuk dimanfaatkan. Namun itu tidak berlaku bagi Novie Indah Husniah, dengan inovasi dan kreativitasnya sisik ikan kakap yang menjadi limbah di pinggiran laut dan kawasan perlelangan ikan di Sidoarjo, Jawa Timur dapat disulap menjadi Kerajinan Bros yang bernilai tinggi. Berkat bros sisik ikan ini pula mengantarkan Novie menjadi salah satu Finalis Micro-Entrepreneurship Award (CMA) 2010.
Pada awalnya ide membuat kerajinan bros sisik ikan ini diawali pada saat Novie menginjak hamparan limbah sisik ikan yang mengotori pinggir pantai. Sisik ikan berukuran 3 cm ini berwarna putih, berlendir dan berbau amnis. Sekilas mirip kelopak bunga, dalam pandangan Novie. Dari situlah ia membawa pulang satu karung sisik ikan dan diubahnya menjadi benda cantik bernilai ekonomi yang dikenakan perempuan sebagai penghias pakaian.
Proses membuat kerajinan bros sisik ikan tidaklah mudah dan sekali jadi, seringkali ia mengalami kegagalan namun tak pernah berhenti untuk mencoba.
Meski sempat merasa tak percaya diri, Novie tak menyerah dan terus mencari solusi. Berkonsultasi dan memperkaya diri dengan berbagai ilmu kerajinan melalui buku maupun internet adalah cara yang dipilihnya. Sarjana Pendidikan dari Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya ini juga berdiskusi dengan dosen mengenai niatnya membangun usaha bros dari sisik ikan kakap.
Dalam satu tahun, bisnis kerajinan bros sisik ikan milik Novie mengalami kemajuan baik dari produksi maupun manajemen bisnis dan pengrajin. Usaha Novie yang menggunakan merek Vay Craft berhasil memproduksi sekitar 40 bros setiap bulan dengan modal awal Rp 1,3 juta. Novie mempekerjakan lima karyawan tetap yang menyelesaikan produksi di rumah masing-masing.
Kekhawatiran Novie saat awal hendak memulai usaha, terkait pasar, juga terbantahkan. Vay Craft mendapatkan langganan yang kebanyakan adalah perias pengantin. Produk bros sisik ikan Novie juga berkembang menjadi hiasan rambut untuk sanggul pengantin. Pelanggan lain yang berhasil digaet Novie adalah toko suvenir dan kerajinan di Sidoarjo dan Surabaya.
sumber : http://galeriukm.web.id
Pada awalnya ide membuat kerajinan bros sisik ikan ini diawali pada saat Novie menginjak hamparan limbah sisik ikan yang mengotori pinggir pantai. Sisik ikan berukuran 3 cm ini berwarna putih, berlendir dan berbau amnis. Sekilas mirip kelopak bunga, dalam pandangan Novie. Dari situlah ia membawa pulang satu karung sisik ikan dan diubahnya menjadi benda cantik bernilai ekonomi yang dikenakan perempuan sebagai penghias pakaian.
Proses membuat kerajinan bros sisik ikan tidaklah mudah dan sekali jadi, seringkali ia mengalami kegagalan namun tak pernah berhenti untuk mencoba.
Meski sempat merasa tak percaya diri, Novie tak menyerah dan terus mencari solusi. Berkonsultasi dan memperkaya diri dengan berbagai ilmu kerajinan melalui buku maupun internet adalah cara yang dipilihnya. Sarjana Pendidikan dari Fakultas Teknik Jurusan Pendidikan Tata Busana Universitas Negeri Surabaya ini juga berdiskusi dengan dosen mengenai niatnya membangun usaha bros dari sisik ikan kakap.
Dalam satu tahun, bisnis kerajinan bros sisik ikan milik Novie mengalami kemajuan baik dari produksi maupun manajemen bisnis dan pengrajin. Usaha Novie yang menggunakan merek Vay Craft berhasil memproduksi sekitar 40 bros setiap bulan dengan modal awal Rp 1,3 juta. Novie mempekerjakan lima karyawan tetap yang menyelesaikan produksi di rumah masing-masing.
Kekhawatiran Novie saat awal hendak memulai usaha, terkait pasar, juga terbantahkan. Vay Craft mendapatkan langganan yang kebanyakan adalah perias pengantin. Produk bros sisik ikan Novie juga berkembang menjadi hiasan rambut untuk sanggul pengantin. Pelanggan lain yang berhasil digaet Novie adalah toko suvenir dan kerajinan di Sidoarjo dan Surabaya.
sumber : http://galeriukm.web.id
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda