2011/04/07

Kampung Iklim Pro Lingkungan

Sukses Di Launching Di Pakunden, Dimotori KLH

Kota Blitar benar-benar mendapat hadiah istimewa di usianya yang ke 105 tahun ini. Di bidang lingkungan, menggebrak dengan launching kampung iklim atau climate village.

Kampung iklim yang dipusatkan di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo itu digagas Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Blitar. Yakni, dalam rangka memanfaatkan sekaligus menyelamatkan bumi atau lingkungan Kota Blitar dari bahaya global warming.
“Sekali lagi, ini persembahan akbar bagi pemkot sekaligus dalam rangka memperingati hari air sedunia 22 Maret lalu. KLH siap untuk mengawal dan menyelamatkan lingkungan, demi masa depan anak cucu kelak,” kata kepala KLH Blitar, Made Suka Wardhika.

Hadir dalam launching itu Wali Kota Samanhudi Anwar, utusan atau perwakilan dan kementerian lingkungan hidup, pemerhati lingkungan, DPRD Kota Blitar, pejabat di lingkup pemkot, warga sekitar Pakunden dan masih banyak lagi lainnya. Launching yang digelar pukul 15.00 itu dipusatkan di kompleks sumber air Sumberwayuh di Kelurahan Pakunden. Nuansa hijau atau pro lingkungan benar-benar tercermin. Selain digelar di samping sumber dan pohon, seluruh peserta mengenakan seragam berwarna hijau.

Launching yang digelar di bawah suasana rintik hujan itu merupakan titik awal pemkot bersama KLH dalam hal penyelamatan lingkungan. Rangkaian penyelamatan lingkungan di antaranya, pembangunan talud pelindung untuk mata air Sumberwayuh dan Sumberjaran, pembangunan final treatment limbah tahu di aliran sungai Sumberwayuh. Selain itu bakti sosial pembersihan sungai, penanaman bibit pohon buah rambutan sebanyak (300 batang), bibit suren (700 batang) dan bibit pohon kelengkeng (200 batang) dan bunga sansiviera.  

Juga ada pemberian bantuan mesin pencacah sampah, pemberian bantuan 15 gerobak sampah. Gerobak diberikan ke delapan RW dan sisanya ke Kelurahan Kepanjenkidul, Sentul, Klampok, Karangsari, Gedog dan Tlumpu. Ada pula pemberian tong sampah bagi tiga puskesmas dan beberapa kelurahan. Dalam hal penyelamatan dianggarkan dana sekitar Rp 1 miliar. Dana itu digunakan untuk pembangunan final treatment IPAL tahu, perlindungan mata air, penghijauan hutan kota dll.

Made menjelaskan, Kota Blitar menjadi satu-satunya daerah yang menggandeng warga dalam rangka membuat kampung iklim. Konsepnya, seluruh  warga dan elemennya berpartisipasi  dalam rangka membudayakan hidup bersih dan pro lingkungan. “Minimal tidak membuang sampah di sungai. 

Selan itu menanam pohon di sekitar rumah, juga kesadaran bahwa kebersihan awal dari kesehatan harus dicamkan,” kata pria kelahiran Singaraja Bali ini. Satu yang membuat pihaknya terharu, ternyata warga menyambut dengan positif. Mereka siap untuk all out mendukung program pemerintah menyelamatkan lingkungan dan air. “Sadar dan faham. Bahwasanya, yang dilakukan saat ini merupakan saku berharga bagi anak cucu kelak,” katanya lagi.

Di lain pihak, Walikota Samanhudi Anwar mendukung positif upaya KLH. Dia mengapresiasi dengan ide atau gagasan yang pro rakyat, sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dia memerintahkan kepada seluruh lurah dan SKPD  agar mematri bahwa menjaga dan menyelamatkan lingkungan sudah tidak bisa ditawar lagi. “Mudah-mudahan ini menjadi awal yang bagus. Demi Kota Blitar ke depan,” kata Hudi. Dia menilai, saat ini hampir separo tanah atau lahan di Sukorejo sudah dalam bentuk perumahan. Sementara lahan hijau hanya beberapa saja. 

Dia juga seide dengan KLH yang menolak dalam memberikan izin bagi pengembang perumahan membangun di Kota Blitar. “Ke depan diharapkan tidak ada lagi lahan yang disulap menjadi perumahan,” jelasnya lagi. (ziz)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda