2011/07/14

Permudah Penanganan, Bentuk Kelompok Keluarga Pasien

Untuk lebih konsentrasi lagi dalam penanganan kasus penderita gangguan jiwa di Kota Blitar khususnya diwilayah Kecamatan Kepanjenkidul, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, mulai dari kader se-kecamatan, tim medis, aparat pemerintahan dari tingkat bawah mulai RT, RW, kelurahan dan kecamatan juga diperlukan campurtangan keluarga pasien yang anggota  keluarganya mengalami gangguan jiwa. Upaya ini diawali dengan pembentukan kader program kesehatan jiwa masyarakat se-kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar, Selasa, (12/7) di UPTD Kesehatan Kecamatan Kepanjenkidul. Kemudian secara berjenjang pengurus tingkat kecamatan yang sudah terbentuk, melanjutkannya dengan pembentukan kelompok keluarga.

Secara teknik pembentukan kelompok keluarga ini dipilah sesuai dengan kategori kasus yang ada. Misalnya kasus-kasus psikotik maupun kasus-kasus neorosa, dikelompokkan sendiri dan tidak disamakan dengan kelompok kader yang harus menguasai semua kategori kasus gangguan jiwa, dengan melakukan kegiatan survey mawas diri, dengan mengumpulkan data kemudian dilanjutkan kegiatan lokakarya mini. Yaitu kegiatan musyawarah untuk mempresentasikan data yang sudah didapat dari lapangan, dengan ditetapkan persoalannya selanjutnya dibuat rencana solusi kemudian dilakukan gerakan masyarakat, dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, pada keluarga dengan kasus-kasus tertentu, kemudian pemberian penyuluhan kepada keluarga dilanjutkan dengan kunjungan rumah dalam rangka penanganan kepada klien yang sakit jiwa. Hal ini seperti dijelaskan oleh Mujito, A.Per.Pen, dosen  Prodi Keperawatan Blitar ketika ditemui disela-sela kegiatan pembentukan kader program gangguan  jiwa di UPTD Kesehatan Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar Selasa (12/7).
Mujito menambahkan, untuk kegiatan kelompok keluarga akan dibekali tatacara mengelola atau merawat klien gangguan jiwa. Misalnya kasus depresif, psikotik atau narkoba. Penganganan kasus depresif ini akan diajarkan kepada keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar klien depresif sehingga keluarga menyadari apa yang terkait dengan kebuthan hidup. Contoh, makan, tidur, kebersihan diri, kegiatan rekreasi, serta kegiatan yang menyebabkan klien ini benar-benar lupa dengan masalahnya. Menurutnya karena angka gangguan jiwa semakin lama semakin meningkat, antara yang nampak dengan yang tidak nampak banyak yang tidak nampak sesuai dengan perilaku manusia yang bersangkutan. Untuk itu melalui beberapa cara ini bisa menciptakan SDM yang berkualitas dan meminimalisir angka gangguan jiwa.


sumber : http://blitarkota.go.id

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda