2011/07/29

Anak yang Tidak Direncanakan, Perkembangan Mentalnya Lambat

img

Anak-anak yang lahir dari kelahiran yang tak direncanakan cenderung memiliki keterbatasan kosa kata dan lebih rendah kemampuan non vebal dan spasialnya.

Begitulah menurut penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam British Medical Journal dan dimuat dalam situs ScienceDaily.com (27/7/2011).

Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak yang lahir lama setelah pembuahan atau dibantu kelahirannya memiliki risiko lebih besar memiliki kesehatan buruk, seperti; lahir prematur, berat badan kurang dan kelainan bawaan.


Beberapa peneliti melaporkan skor kognitif (mental) yang lebih rendah pada anak-anak tersebut dibanding anak-anak normal.

Di Inggris, sebanyak 30-40 persen kehamilan berujung pada kelahiran yang tak direncanakan, sementara jumlah anak yang lahir setelah dibantu teknologi reproduksi makin bertambah tiap tahun.

Sekelompok peneliti di Ingris mencari tahu bagaimanakah faktor perencanaan kehamilan, waktu pembuahan dan penanganan infertilitas mempengaruhi perkembangan kognisi anak pada usia tiga dan lima tahun.

Peneliti menganalisa data sekitar 12.000 anak-anak dari Millennium Cohort Study, suatu penelitian di UK mengenai keluarga dan bayi yang lahir di tahun 2000 -2002. Orang tua yang berpartisipasi diwawancarai ketika anak mereka berumur sembilan bulan dan dikunjungi kembali ketika anak mereka berusia tiga dan lima tahun.

Si ibu ditanya apakah kehamilannya direncanakan, perasaan mereka ketika hamil, waktu pembuahan dan rincian penanganan infertilitas.

Tiap kemampuan verbal, non verbal dan spasial anak dites ketika mereka menginjak usia tiga dan lima tahun menggunakan Skala Kemampuan British (British Ability Scales).

Analisis awal menunjukkan bahwa anak-anak yang dilahirkan melalui proses kehamilan yang tak direncanakan memiliki kemampuan verbal empat sampai lima bulan lebih lambat. Sementara anak-anak yang lahir setelah dibantu kelahirannya memiliki kemampuan tiga hingga empat bulan lebih maju.

Perbedaan-perbedaan ini hilang ketika para peneliti melihat kondisi sosioekonomi tiap anak. Para peneliti menyimpulkan bahwa perbedaan ini hampir semuanya dapat dijelaskan karena faktor sosio-ekonomi dan menjadi bukti yang kuat atas pengaruh kesenjangan sosio-ekonomi terhadap kehidupan anak-anak di Inggris.

Untuk membantu anak-anak mencapai potensi penuhnya, pembuat kebijakan harus menentukan target dalam mengatasi kesenjangan sosial.


sumber: http://www.detikhealth.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda