2011/06/28

Legislatif:Eksekutif Diharapkan Rubah Strategi Pelatihan Bagi PMKS

Pemerintah Kota Blitar diharapkan merubah strategi pemberian latihan dengan sasaran penyandang cacat di Kota Blitar menjadi lebih efektif, menyusul adanya sejumlah pelatihan dan bantuan alat yang sia-sia karena tidak terpakai. Sejumlah pelatihan ini dinilai kurang efektif karena dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan.
Saiful Ma’arif, wakil ketua DPRD Kota Blitar dikonfirmasi di ruang kerjanya Kamis siang mengatakan, untuk pelatihan memasak dengan sasaran Penyandang Masalah Sosial (PMKS) penyandang cacat yang saat ini berlangsung di LBK Tanggung, dari 21 peserta beberapa diantaranya pernah mendapatkan pelatihan menjahit yang difasilitasi mesin jahit.
Namun dalam perkembangannya alat itu tidak dimanfaatkan. Hal itu menandakan pemberian fasilitas dan alat dari pemerintah belum berorientasi pada kebutuhan mereka. Sehingga saat ini diharapkan mulai ada strategi baru, baik pemerataan maupun perubahan manajemen pelatihan, termasuk dengan menggelar pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka agar hasil keluarannya tidak sia-sia. Disamping cakupan sasaran yang juga harus diperluas, karena dari 734 penyandang cacat di Kota Blitar, baru puluhan saja yang telah tersentuh program pelatihan dari pemerintah.
Sementara itu, Mahsun, Kepala Bidang (kabid) kesejahteraan Sosial (kesos) Dinas sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnker) Kota Blitar mengakui, karena keterbatasan anggaran sehingga saat ini baru sekitar 21 penyandang cacat saja yang mendapatkan pelatihan dari total sekitar 734 orang penyandang cacat tubuh. Sementara berkaitan dengan penentuan jenis pelatihan sudah melalui kajian dan disesuaikan dengan kemampuan mereka.
 Berkaitan dengan hal tersebut, maka pada APBD Perubahan tahun 2011 akan diajukan dana antara 1 hingga 2 milyar rupiah. Sehingga diharapkan seluruh penyandang cacat di Kota Blitar bisa mendapatkan pelatihan. (yuk)

sumber: (http://blitarkota.go.id/)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda