2011/11/25

Samakan Pemahaman Fenomena Perubahan Iklim

Wakil Walikota saat membuka lokakarya perubahan iklim.
Pemerintah Indonesia telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Jerman dalam menyikapi perubahan iklim perkotanaan di Indonesia. Ada sekitar 10 perkotaan di Indonesia yang menjadi pilot projek dalam penanganan dampak perubahan iklim. Satu diantaranya di Kota Blitar. Sebagai tindak lanjut dari kerjasama itu, dilaksanakan lokakarya perubahan iklim di Kantor Pemerintah Kota Blitar selama tiga hari, 22 hingga 24 Nopember 2011.
Lokakarya yang diikuti oleh dinas instansi terkait pemerintah Kota Blitar hingga Kecamatan dan Kelurahan ini, dihadiri langsung oleh narasumber dari Jerman. Untuk menyampaikan sosialisasi menyikapi perubahan iklim ini. Masing-masing Dr. Dieter Brulez, Head Of Program Environment And Climate Change dan Josef Traenkler, Kepala Komponen Program Advis Kebijakan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim (Praklim).

Saat dikonfirmasi disela-sela lokakarya, Dr. Dieter Brulez, Kepala program Praklim dari Jerman melalui penerjemah M Nurhadi Selasa (22/11) menyebutkan, program ini merupakan kebijakan dari Pemerintah Indonesia bersama Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) hingga tingkat kota. Selain Kota Blitar juga di wilayah lain, seperti di Daerah Istimewa Yogjakarta, Jawa Tengah. Kota Blitar yang ada di wilayah Jawa Timur ini merupakan kota yang ke 9 yang disupport untuk membuat aksi rencana perubahan iklim dan bagaimana menyikapinya.

Brulez menambahkan, dalam lokakarya selama tiga hari ia memberikan pengetahuan tentang cara menyusun rencana aksi mulai dari menghitung gas rumah kaca yang kemudian dianalisa, mengidentifikasi serta mencari permasalahan lain hingga mengatasinya.

Lokakarya yang juga untuk membangun kesepahaman dampak fenomena perubahan iklim ini dibuka oleh H Purnawan Buchori, Wakil Walikota Blitar yang menyampaikan pentingnya menyikapi adanya perubahan iklim. Sementara itu dalam sambutan ketua tim perubahan iklim Kota Blitar, Drs. Mujiadi, cukup banyak dampak dari perubahan iklim, seperti dari sektor pertanian adanya perubahan pola tanam dan penurunan produksi pertanian, resiko timbulnya penyakit dari bidang kesehatan. Kota Blitar sudah mulai menyikapi atau merespon adanya perubahan iklim. Seperti melounching kampong iklim di Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo.

Sumber : http://blitarkota.go.id

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda