Legislatif : Perlunya Pembentukan Karakter Anak

Kendati pengumuman kelulusan tingkat SMP telah disampaikan oleh lembaga sekolah pada hari Sabtu (4/6) lalu, namun sejumlah siswa SMP di Kota Blitar masih merayakannya pada Senin (6/6) dengan berbagai cara, diantaranya dengan nongkrong bersama rekan-rekannya di depan monumen Supriyadi dan aksi corat-coret baju seragam.

Andi Setiawan, salah satu siswa dari SMPN 6 Kota Blitar merupakan satu diantara siswa yang merayakan kelulusan dengan mencorat-coret baju seragamnya. Sementara rekan-rekannya yang lain asyik nongkrong di depan monumen Supriyadi. Andi saat  dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan, kendati belasan siswa di lembaga sekolahannya dinyatakan tidak lulus, namun pihaknya tetap meluapkan kegembiraan karena sudah lulus, dengan mencot-coret baju seragam yang berisi tanda tangan rekan-rekannya.

Perilaku siswa seperti ini sangat disayangkan oleh komisi I DPRD Kota Blitar. Seperti diungkapkan dr. Laily Kurniawati, anggota komisi I DPRD Kota Blitar saat dikonfirmasi dikantornya Senin siang (6/6), perilaku siswa SMP yang corat–coret baju seperti ini, menurutnya tidak lepas dari kakak kelasnya setingkat SLTA yang sering melakukan hal yang sama. Untuk itu, pemantauan dari dinas terkait atau lembaga sekolah perlu ditingkatkan, disamping pembentukan karakter anak. Sementara itu, terkait hasil kelulusan siswa SMP tahun ini, menurutnya banyaknya siswa tidak lulus karena faktor siswanya sendiri yang ogah-ogahan, karena dari pengamatannya lembaga sekolah ada yang memaksa menjemput siswa mengikuti ujian nasional, namun mereka menolak.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, menurut data yang ada di Dikda Kota Blitar tahun 2011 ini, hasil UN tingkat SMP/MTS dari sekitar 3.497 siswa SMP/MTs, 66 siswa diantaranya tidak lulus sekolah dan lembaga sekolah yang siswanya tidak lulus cukup banyak, SMPN 6 reguler sebanyak 18 anak dan SMPN 6 terbuka 10 anak. SMPN 10 reguler  sebanyak 11 anak dan dari SMPN 10 terbuka 10 anak.(yuk)

sumber: (http://blitarkota.go.id/)