2011/04/19

Apa Efek Samping Dari Keputihan dan Bagaimana Cara Mengatasinya

Keputihan bagi kaum perempuan sepertinya menjadi masalah yang wajib dialami oleh kaum perempuan, baik itu yang muda – belia – remaja maupun yang sudah tua. Pengentahuan mengenai hal keputihan sepertinya jarang disampaikan kepada para wanita hal ini mengakibatkan jika mereka terjadi keputihan tindakan pertama mereka pasti rasa was-was dan kawatir akan efek samping dari keputihan.

Apakah Keputihan berbahaya ? Dalam istilah kedokteran, keputihan disebut  leukorea, white discharge, atau flour albus adalah keluarnya cairan dari organ reproduksi yang bukan darah. Pengeluaran cairan itu bersifat tidak normal (patologis), apabila telah terjadi infeksi baik oleh bakteri, jamur, maupun parasit.
Disebut keputihan patologis jika telah berubah warna, bertambah banyak, terasa gatal dan nyeri, kemudian tercium bau anyir atau amis hingga berbau busuk. Umumnya keputihan patologis itu terjadi akibat radang/ infeksi pada vagina (vaginitis). Sebenarnya secara normal alat kelamin wanita mengeluarkan cairan. Sebab itu, daerah tersebut bersuasana lembab dan banyak sekali organisme yang hidup di situ. Perlu Anda ketahui bersama bahwa vagina perempuan banyak mengandung organisme seperti lactobacillus, streptococcus, staphylococcus, candida, dan anerobic bacteria.
Bagi Anda kaum perempuan perlu mengetahuinya, infeksi vagina terdiri atas 2 jenis, yaitu infeksi vagina nonspesifik dan spesifik. Penyebab nonspesifik biasanya bakteri dan kuman-kuman biasa yang tak bisa ditentukan jenisnya. Sedangkan infeksi spesifik antara lain disebabkan virus, parasit, akibat hubungan seksual, dan kuman seperti coccus (bakteri berbentuk bulat atau oval). Jadi, spesifik atau tidaknya tergantung faktor penyebabnya. Yang sering terjadi, penyebabnya bakteri dan parasit.
Pada infeksi nonspesifik, jenis yang paling sering dijumpai adalah Bacterial vaginosis akibat Gardnerella vaginalis dan Mycoplasma hominis. Tapi tenang Anda tidak perlu takut karena infeksi jenis ini tak terlalu berbahaya dibandingkan Trichomonas, karena hanya inflamasi berupa reaksi jaringan terhadap infeksi ditandai dengan rasa panas, kemerahan, dan nyeri. Gardnerella vaginalis yang menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik, biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina membentuk, bentuk khas clue cell. Itu menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang berbau amis, berwarna keabu-abuan.
Untuk keputihan yang ditularkan melalui hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stres berkepanjangan.
2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan kondom untuk mencegah penularan penyakit menular seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan ke belakang.
5. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum menggunakan cairan pembersih vagina.
6. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
7. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan penularan seperti meminjam perlengkapan mandi, dsb. Sedapat mungkin tidak duduk di atas kloset di WC umum atau biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakannya.
8. Gunakan rebusan daun sirih, sereh, cengkeh dan daun sambiloto untuk mencuci alat vital.
Keputihan yang terjadi secara terus-menerus dapat mengakibatkan infertilitas dan keluhan yang sangat vatal menyebabkan kanker leher rahim. Dan untuk keluhan nyeri haid tidaklah berpengaruh terhadap keputihan. Nyeri haid yang  terjadi kemungkinan akibat dari beberapa sebab  seperti gangguan fisiologi dan perubahan hormonal tubuh yang terjadi setiap bulannya.

sumber: (http://www.jurug.com)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda