2011/04/13

Khasiat Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia dan termasuk salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional. Selain itu, temulawak merupakan sumber bahan pangan , pewarna, bahan baku industri (seperti kosmetika), maupun dibuat makanan atau minuman segar.
Temulawak telah dibudidayakan dan banyak ditanam di pekarangan atau tegalan, juga sering ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau padang alang-alang.

Tanaman ini lebih produktif pada tempat terbuka yang terkena sinar matahari dan dapat tumbuh mulaid ari dataran rendah sampai dataran tinggi. Akan tetapi, untuk mencapai hasil yang maksimal, sebaiknya ditanam pada ketinggian sekitar 200-600 mdpl. Terna tahunan (perennial) ini tumbuh merumpun dengan batang semua yang tumbuh dari rimpangnya. Batang semu berasal dari pelepah-pelepah daun yang saling menutup membentuk batang. Tinggi tanaman ini dapat mencapai 2 meter. Tiap tanaman berdaun 2-9 helai, berbentuk bulat memanjang atau lanset, panjang 31-84 cm, lebar 10-18 cm, berwarna hijau, berwarna merah keunguan.
Perbungaan termasuk tipe exantha, yaitu jenis temu yang bunganya keluar langsung dari rimpangnya yang panjangnya mencapai 40-60 cm. Bunga mejemuk berbentuk bulir, bulat panjang, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm. Bunga muncul secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar dan beraneka ragam dalam warna dan ukurannya. Mahkota bunga berwarna merah. 
Bunga mekar pada pagi hari dan berangsur-angsur layu di sore hari. Sejauh ini, temulawak belum eprnah dilaporkan menghasilkan buah atau biji. Rimpang dibedakan atas rimpang induk (empu) dan rimpang cabang. Rimpang induk berbentuk jorong atau gelondong, berwarna kuning tua atau coklat kemerahan, bagian dalam berwarna jingga cokelat. Rimpang cabang keluar dari rimpang induk, ukurannya lebih kecil, tumbuhnya kearah samping, bentuknya bermacam-macam dan warnanya lebih muda.
Akar-akar dibagian ujung membengkak, membentuk umbi yang kecil. Rimpang temulawak termasuk yang paling besar diantara semua rimpang marga Curcuma. Rimpangnya dipanen jika bagian-bagian tanaman yang ada diatas tanah sudah mulai kering dan mati. Biasanya sekitar 9-24 bulan. Sebagian ahli taksonomi menganggap bahwa temulawak merupakan bentuk variasi intraspesifikiasi dari Curcuma zedoaria. 
Sebagai ramuan obat tradisional, temulawak dapat digunakan sebagai bahan obat utama (remedium cardinale), bahan obat penunjang (remedium adjuvans), pemberi warna (corrigentia coloris) maupun penambah aroma (corrigentia odoris). Secara empiris, temulawak digunakan sebagai obat dalam bentuk tunggal maupun campuran.
Temulawak dapat digunakan untuk mengatasi gangguan hati dan penyakit kuning, baik berupa rebusan meupun seduhan rimpang yang dijadikan bubuk. Pati rimpang temulawak, dapat digunakan untuk makanan bayi atau sebagai pembuat kue. Temulawak dapat diperbanyak dengan rimpang yang telah berumur 9 bulan lebih. Sifat dan KhasiatRimpang berbau aromatik tajam, rasanya pahit agak pedas.
Temulawak mempunyai khasiat laktagoga, kolagoga, antiinflamasi, tonikum dan diuretik. Minyak asiri temulawak, juga berkhasiat fungistatik pada berbagai jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. Aktivitias kolagoga rimpang temulawak ditandai dengan meningkatnya produksi dan sekresi empedu yang bekerja kolekinetik dan koleretik. Kerja kolekinetik dilakukan oleh fraksi kurkuminoid, sedangkan kerja kolerotik dilakukan oleh komponen dari fraksi minyak asiri.
Dengan meningkatnya pengeluaran cairan empedu maka partikel padat dalam kandung empedu berkurang. Keadaan ini akan mengurangi kolik empedu, perut kembung akibat gangguan metabolisme lemak, dan menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi. Aktivitas anti tumor dilakukan terhadap mencit dengan sacroma 180 ascites (Itokawa, 1985). Berdasarkan hasil penelitian, akurkumen mempunyai aktivitas antitumor yang tinggi, sifatnya tergantung pada besarnya dosis yang diberikan.
Kandungan KimiaTemulawak terdiri dari fraksi pati, kurkuminoid dan minyak asiri (3-12 %). Fraksi Pati merupakan kandungan terbesar, jumlah bervariasi antara 48-54% tergantung dari ketinggian tempat tumbuh. Makin tinggi tempat tumbuh maka kadar patinya semakin rendah dan kadar minyaknya semakin tinggi. Pati temulawak terdiri dari abu, protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, kurkuminoid, kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, mangan dan kadnium (Sidik, 1985). pati rimpang temulawak dapat dikembangkan sebagai sumber karbohidrat, yang digunakan untuk bahan makanan atau campuran bahan makanan. Fraksi kurkuminoid mempunyai aroma khas, tidak toksik, terdiri dari kurkumin yang mempunyai aktivitas antiradang dan desmetoksikurkumin.
Minyak asiri berupa cairan berwarna kuning atau kuning jingga, berbau aromatik tajam. Komposisinya tergantung pada umur rimpang, tempat tumbuh, teknik isolasi, teknik analisis, perbedaan klon varietas dan sebagainya. Oei Ban Liang (1985) denga metode kromatografi gas mendeteksi 31 komponen yang terkandung dalam temulawak. Beberapa diantaranya merupakan komponen minyak khas asiri temulawak, yaitu isofuranogermakren, trisiklin, allo-aromadendren, germaken dan xanthorrhizol. Selain itu, terdapat komponen lain yang bersifat insect repellent yaitu ar-turmeron (Su, 1982) Bagian yang digunakanBagian yang digunakan adalah rimpang.
Caranya cuci rimapng temulawk dari kotoran yang melekat sampai bersih, lalu kupas kulitnya dan iris tipis-tips dengan ketebalan 7-8 mm. Selanjutnya, keringkan di bawah sinar matahari langsung selama beberapa hari dengan cara diangin-anginkan pada tempat terlindung, tetapi tidak lembab atau keringkan dalam tanur pemanas pada temperatur 50-55oC selama 7 jam. Jika temperatur terlalu tinggi maka sebagian minyak asiri akan menguap. IndikasiRimpang temulawak digunakan untuk pengobatan dan mengatasi :
>Radang hati (hepatitis), sakit kuning (jaundice)
>Radang ginjal
>Radang kronis kandung empedu (kolestik kronik)
>Meningkatkan aliran empedu ke saluran cerna
>Perut kembung
>Tidak nafsu makan (anoreksia) akibat kekurangan cairan empedu
>Demam, pegal linu, rematik
>Memulihkan kesehatan setelah melahirkan
>Sembelit, diare
>Kolesterol darah tingi (hiperkolesterolemia)
>Haid tidak lancar
>Flek hitam dimuka, jerawat
>Wasir
>Produksi ASI sedikit

Label: , ,

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda