2011/12/02

PU temukan kelemahan pada Jembatan Kukar

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menemukan sejumlah kelemahan pada titik buhul atau sambungan antara kabel vertikal dan kabel utama Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar).


"Tim Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan) PU telah membawa bagian-bagian baja jembatan itu ke laboratorium ITB," kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto menjawab pers di Jakarta, Kamis.

Dijelaskan, bagian-bagian baja pada titik sambung atau buhul itu akan diteliti dan diuji kualitas materialnya, apakah telah sesuai dengan spesifikasi saat perencanaan atau tidak.

Menurut Djoko, berdasarkan laporan di lapangan, keruntuhan jembatan diawali dengan putusnya titik buhul, pertemuan antara titik vertikal dan utama.

"Saat kejadian, titik itu yang terlemah di antara rangkaian. Ini masih akan diteliti di lab, karena belum diketahui kenapa putus," ujarnya.

Menurut dia, kejadian ambruknya jembatan sepanjang 710 meter tersebut masih menimbulkan tanda tanya besar.

"Kuat adanya dugaan gaya atau beban yang melebihi kapasitas sehingga kabel-kabel tersebut dapat putus, sehingga menyebabkan jembatan ambrol," katanya.

Padahal, kata Djoko, pada saat awal diresmikan 2001, telah dilakukan uji coba dengan menjejerkan truk-truk besar di atas jembatan untuk menguji kualitas dan kekuatan jembatan menahan beban kendaraan.

"Saat dipenuhi truk-truk muatan, tidak terjadi apa-apa. Pertanyaan kenapa tiba-tiba patah? Ada beban atau gaya yang melebihi kapasitas, itu juga masih akan diteliti," ucapnya.

Namun, terkait siapa pihak yang harus bertanggung jawab, Djoko mengatakan hal tersebut belum dapat disimpulkan, karena masih harus dilakukan perhitungan dan bukti-bukti konkret.

"Secara teori tanggung jawab tersebut dapat dilimpahkan baik pada sisi perencanaan, pemeliharaan, konstruksi, maupun pengoperasian," tuturnya.

Akan tetapi, katanya menegaskan, hal tersebut harus diperiksa secara detail agar tidak ada pihak yang dirugikan.

"Dari perhitungan dan uji lab akan ditemukan secara persis penyebab utama kesalahannya ada dimana," katanya.

Sebelumnya, Dirjen Bina Marga Kementerian PU, Djoko Murjanto mengakui hingga saat ini, petunjuk teknis dan prosedur standar pemeliharaan jembatan gantung dan bentang baja panjang di Indonesia, belum ada.

Oleh karena itu, kata Dirjen Bina Marga, pihaknya akan membentuk Komisi Keamanan Jembatan Baja Bentang Panjang.

Tugas utamanya, antara lain, melakukan audit menyeluruh tentang keamanan jembatan bentang panjang di seluruh Indonesia.

sumber :   http://www.antaranews.com

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda